Tuesday, July 28, 2009

Pendakian Kedua : "Menggapai Puncak Merpati"



Huuuuuh,...panasnya kota padang disore ini membuat aku gerah, BT, sumpek dan semua penderitaan deh. kota padang yang dipenuhi dengan alam perbukitan dan lautnya ternyata memiliki kelemahan. Tapi, keadilan tuhan tidak bisa di ukur, keseimbangan di dunia dan jagad raya selalu diperahankannya.
Seperti biasa, aktifitas anak kosan hanya ada beberapa hal yaitu :
Ngenet : Buka Facebook, main Poker, Browsing, downloadNonton sore yang biasanya diisi dengan acara gosip, reality show, n berita dengan secangkir teh dan gorenganMain Bola kaki bareng teman kos, biasanya seh lapangannya selalu dipakai oleh anak club bola yan ntah darimana asalnya gw juga g tau, membuat kami mesti bermain di lapngan voli kalo g diisi anak capoera atau kelapangan pasir Fak sastra dan Perikanan (ada keuntungannya, banyak mahasiswi yang lewat sana) dan,
Pergi berenang ke Lubuk Minturun kalo stock motor banyak.Begitulah aktifitas anak kosan arsitek UBH. Tapi pada sore itu gak ada satupun aktifitas diatas yang gw lakukan dikarenakan banyaknya halangan pada saat itu yang gak mungkin gw rinciin satu persatu.



Lama mikir-mikir yang gak tau maw mikir apa lagi ternyata terbesit secuil pikiran untuk mendaki lagi berhubung juga gw udah terkena candunya. jadi, gw lagi sakau pada saat itu, tapi sakau untuk mendaki. Gw lihat teman di kos cuma ada satu orang, namanya Andi yang juaga punya minat mendaki tapi belum kesampain. gw coba ngajakin buat ndaki ternyata saran gw diterima positif banget, tanpa berpikir panjang andi langsung menyambut ajakin gw.

Boleh her, tepat banget ajakan lo kali ini. siapa aja yang pergi?
siapa ya ndi? kayaxnya gak da lagi yang bisa diajakin. gimana donk? berani gak berdua aja?
hm...boleh. siapa takut.
Malam berlalu pagi menyambut dengan hari yang begitu cerah bagi orang pemikir positif.

Hari sabtu 04 juli. Seperti biasa para pelaku aktifitas pendakian, kami mulai packing jam 12.00 yang gw perkirakan waktunya udah gak ontime lagi. tapi, salah kami juga seh soalnya baru bangun tidur, biasa anak arsitek = kalelawar, udah jam 14.00 si andi belum juga mandi.
Duh,..bakal nyampe jam berapa nih? lama banget ne si Andi. perjalanan ke koto baru seh cuma 3 jam. tapi nuguin mobilnya yang kelamaan. bisa-bisa 2 jam nuguin baru berangkat.
ternyata perkiraan gw gak pernah salah. kami sampai jam 3 di tempat pemberangkatan mobil tujuan bukittinggi. 2 jam nuguin akhirnya mobil berangkat dalam keadaan stamina tipis karena habis dalam proses menunggu.
"Menunggu Adalah Pekerjaan yang Paling Membosankan".

Akhirnya kami sampai juga pada pukul 20.00 di titik awal pendakian gunung marapi dan gunung singgalang,yaitu pasar koto baru. disanalah tempat para pendaki mempersiapkan segalanya sebelum mengawali perjalanan pendakian. disana banyak terlihat para pendaki-pendaki yang telah siap ntuk berangkat sementara kami baru aja nyampe.kami butuh istirahat setelah 3 jam perjalanan di atas mobil membuat perut kami keroncongan.
Plek..., terdengar suara hentakan dari tubuh andi, ternyata strap (tali tas yang menahan bahu) carier Andi putus sebealah. mungkin dikarenakan beban yang dibawa oleh andi sangat berat (over load), atau harganya yang kurang mahal. keadaan ini membuat kami mesti menjahit strap dulu dengan cara jahitan tangan yang dibeli di warung terdekat sambil makan.

Perjalanan kami mulai pada pukul 20.45 wib setelah carier nya andi aman, pada saat itu keletihan tidak kami rasakan hingga tower yaitu pos 1, tapi para pendaki sudah tidak terlihat lagi. pukul 21.00 biasanya pendaki sudah sampai di pasanggrahan (pos 2). perjalanan kami tidak begitu cepat namun sedikit sekali berhenti. beruntung saat itu stamina kami sedang terjaga sehinga tida ada pemberhentian yang menghabiskan waktu hanya untuk minum membasahi tenggorokan. pesanggrahan akhirnya kami lewati, namun belum juga terlihat aktifitas pendaki lain kecuali tenda yang telah berdiri bagi para penikmat camping.
kami terus berjalan tanpa memperlambat/mempercepat tempo langkah kami. akhirnya sekitar pukul 11.30 kami mulai meleewati para pendaki-pendaki lain yang sedang beristirahat.

"Duluan pak, buk"
"yup" jawab para pendaki yang kami tegur setiap melewati mereka. begitulah kebiasaan para pendaki di suatera barat. pendakian ini dapat mengikat dan menjalin hubungan kekerabatan atau pun kekeluargaan meskipun sesama pendaki belun pernah bertemu sebelumnya. tapi di sana kami semua seperti sebuah keluarga. inilah salah satu energi positif yang dapat gw rasakan dari aktifitas pendakian.

Bulan terlihat begitu indahnya disaat cahayanya masuk kesela dedaunan pepohonan yang menemani tiap langkah perjalanan kami yang kadang memperlihatkan keperkasaanya yang dapat memberi terang digelapnya malam yang setia menemani kami dalam tiap peristirahatan. lelah mulai menarik-narik energi sisa yang ada didalam tubuh kami untuk segera diisi kembali, dan kantuk mulai meniupkan bisikan-bisikkan rayuannya kepada mata kami untuk segera dipejamkan dan merasakan nikmatnya anugerah yang tuhan berikan kepada setiap manusia.

Pukul 01.30 kami memutuskan untuk meneguk segelas ginseng hangat dan mie penyambung nyawa ala koki yuhermansyah. penderitaan yang saya rasakan pada saat pendakian pertama namun suatu kenangan yang beitu indah membuat saya memutuskan membeli perlengkapan sebelum keberangkatan kami sore itu. kami memutuskan untuk segera kepasar membeli perlengkapan masak memasak dan carrier yang akan andi gunakan yang ternyata putus ditengah jalan beserta sarung tangan penghangat dan sebo agar persiapan kami kali ini lebih matang. "Pengalaman Adalah Guru yang Paling Berharga".

Lahapnya mie yang kami santap tanpa merasakan panas sedikitpun karena kuatnya dingin yang menyelimuti gunung tersebut memaksa kami harus memasak lagi mie tersebut sehingga mengurangi stock jatah makan pagi hari. pendakian kali ini terasa lebih dingin dibandingkan pendakian saya sebelumnya, kami memilih tempat yang sangat kecil namun cukup untuk berdua dibawah rimbunan semak dan pohon yang dari buku pendakian yang telah saya baca untuk menghindari dingin maka carilah tempat pemberhentian yang didiami oleh pepohonan yang rimbun.

Setelah setengah jam melepaskan lelah, akhirnya kami mlai melanjutkan perjalanan dan sampai di cadas pada pukul 03.30 dan segera mencari lokasi tempat tidur terbaik. akhirnya ditemukan sama dengan tempat kami istirahat makan tadi yaitu di bawah rimbunan semak yang mebuat udara terasa lebih hangat sehingga mengantarkan saya lelap tertidur hinga 1 jam kemudian yang membuat saya terbangun arena ributnya suara-suara aneh yang tidak biasa saya dengar. sayup-sayup suara itu mulai mendekati kami, antara sadar dan tidaknya dalam tidur saya berusaha mencoba mendengarkan dengan jelas asal suara dan suara apa. keadaan ini membuat saya harus memaksakan diri dan segera keluar melihat asal suara itu.
Ternyata suara itu berasal dari bule Perancis yang sedang bercakap dengan temannya yang sedang berisirahat di sebelah kami.

Dinginnya udara kali ini membuat saya menggigil kedinginan, andi akhirnya juga bangun dikarenakan begitu dinginnya udara tersebut, kami mencoba untuk bergabung dengan para pendaki yang sedang beristirahat dengan api unggunnya hingga adzan terdengar dari desa koto baru tempat titik awal pendakian. dengungan suara adzan ini membuat hati saya begitu tenangnya dan damai meskipun dingin menyerang. ada sesuatu yang tersembunyi didalam ekspedisi saya kali ini.

Rombongan pendakian tempat kami bergabung tadi ternyata ingin melakukan perintah wajib yang diimbaukan oleh tuhan kepada hambanya.
Allahuakbar Alla.....a.....a.....ahhuakkbar ..
dengungan adzan merdu yang dilantunkan dari sesseorang rombongan tadi mebuat saya merinding, membuat saya merenung dan bertanya dalam hati,. apa yang akan saya lakukan? kenapa saya tidak ikut berjamaah dengan mereka. apa tujuan pendakian yang saya lakukan ini? sehingga membuat saya meninggalkan perintahnya namun menikmati indahnya ciptaannya yang membuat saya yakin akan kebesarannya dan kehadirannya yang memberi saya kekuatan untuk sampai di gunung ini, yang memberikan saya nafas, yang memberikan saya kaki untuk melangkah, yang memberikan mata untuk melihat,. hal ini seakan menyerang saya dari filosofi yang selalu saya pegang "Petualangan merupakan sebuah jalan untuk menemukan dirimu dan menyadari siapa dirimu, dan sebuah jalan mengenal tuhanmu". Renungkanlah

Pendakian cadas ini selalu membuat saya kelelahan, namun kali ini jalur yang saya lalui sudah benar sehingga hanya mencapai waktu 1 jam akhirnya puncak tugu abel terlihat dan perjalanan kami teruskan ke hamparan padang pasir (lapangan bola : istilah pendaki-pendaki lokal) yang saat itu digenangi air dikarenakan seringnya hujan pada bulan ini, berfoto ria sambil menikmati keindahan dan keagungan sang pencipta, dan akhirnya perjalanan kami mencapai puncak merpati tercapai juga.

No comments:

Post a Comment

Info Terupdate

Name

First

Last
Email
Website
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image] [What's This?]
Powered byEMF Online Form Builders
Report Abuse