Wednesday, May 14, 2014

Pendakian G. Semeru (12-16 Agustus 2013)

Akhirnya hari-hari yang Aku nantikan datang juga. dan sepertinya hari ini juga hari yang sangat dinantikan oleh Bang Ijal, Kk Nita, dan Adi. Rencana yang sudah di susun dari jauh-jauh hari tepatnya sebulan dari hari ini. Rencana yang sudah dimimpikan dan di impikan dari beberapa tahun yang silam. hari yang sangat bahagia, hari dimana sebuah mimpi "Akan" Tercapai. "Menjejakkan Kaki Di Puncak Para Dewa" Gunung Semeru.
 IMG-20140407-WA0124 
Semeru merupakan Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa, Ya, Gunung yang di impikan para pendaki. gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl ini bisa dicapai dari kota lumajang dan malang menuju desa Tumpang dan diteruskan ke desa Ranu Pane menggunakan Jeep atau-pun truk sayur.
Hari ini tepat tanggal 12 Agustus 2013, empat hari setelah lebaran idul fitri 1434 H merupakan hari besar umat islam, hari kemenangan setelah 1 bulan lamanya berpuasa mengharapkan ridho Allah SWT. setelah 4 hari penuh memanfaatkan kesempatan bersilaturahmi kerumah-rumah keluarga bermaaf-maafan, tiba saatnya kesempatan silaturahmi ke tanah jawa. dengan tim yang terdiri dari 4 orang berangkat bersama dari point yang sama, Pekanbaru, kota kelahiran ku dimana Aku dibesarkan dan menempuh hidup serta menimba ilmu. tempat orang tua dan keluarga ku berkumpul. ya... moment lebaran ini lah salah satu kesempatan untuk berkumpul yang hanya datang 1 x dalam setahun.
Misi Aku kali ini tidak jauh berbeda dengan misi Aku dalam beberapa kali pendakian sebelumnya. yaitu membuktikan cinta kepada seseorang yang Aku cintai dengan harapan mempersembahkan vidio ungkapan rasa yang Aku simpan dan slalu bersemayam di hati ini. cerita ini kutuliskan kembali sebagai catatan diary yang mana merupakan tempat curahan hati yang tidak mampu untuk dipendam setelah beberapa bulan menahan kerinduan kepada dirinya.
Waktu sudah menunjukkan jam 12.30 PM WIB, semua karil sudah di packing dengan sedemikian rupa untuk membagi beban-beban agar sama rata. logistik, surat sehat dan tiket-tiket pesawat ataupun kereta sudah tersusun rapi di hand bag. tiba-tiba Hp ku berdering, bang ijal menelpon untuk memberitahukan bahwa dia gagal ikut karena belum dapat izin dari bos nya di tempat kerja. suatu hal yang tidak diduga-duga karena hal ini sudah direncanakan jauh-jauh hari yang seharusnya semua nya sudah diperhitungkan. kepanikan melanda kami bertiga. karena harus packing ulang dan otomatis beban karil terberat jatuh kepada karil Ku. karena ada 1 wanita, beban pada karil untuk perjalanan hampir 1 minggu tidak bisa di bagi rata. keringat bercucuran membasahi kepala dan tubuh untuk packing ulang, di dukung dengan suhu udara kota Pekanbaru yang sangat panas.
Kring,..kring...kring....Hp Ku kembali berdering dan ternyata dari Bg Ijal menkonfirmasi bahwa ia jadi berangkat karena telah mendapatkan izin dari bos setelah negosiasi yang sangat apik. tapi, keputusan ini bukan berarti suatu kegembiraan. karena posisinya yang sedang berada di luar kota dan perlu menempuh perjalanan minimal 2 jam. sedangkan waktu telah menunjukkan pukul 14.00 dan check-in tiket pesawat pukul 16.00-17.00. Aku menekankan kepada beliau untuk segera dan secepat mungkin memacu mobil nya, untung nya beliau kala itu membawa mobil. so, kecepatan 120KM/Jam pun mau tidak mau harus dicapai agar tidak ketinggalan pesawat. meskipun berharap kali ini pesawatnya delay seperti kebiasaan nya. (Aku yakin semua orang sudah mengetahui maskapai penerbangan yang sering melakukan delay). ternyata kali ini tidak ada delay. kepanikan semakin memuncak dan Aku harus mengambil keputusan untuk meninggalkan beliau. Alhamdulilah tepat pukul 16.55 beliau akhirnya sampai dibandara dan segera ke pesawat yang sudah stand-by dari 1 jam yang lalu. "Rezeki memang tidak kemana" meskipun melakukan pendakian sebenarnya menguras kantong. hahahahaha.......
Pesawat akhirnya meninggalkan landasan tanah Pekanbaru, tanah kelahiran kami dan menikmati perjalanan 1 jam 30 menit waktu normal tujuan jakarta untuk transit ke surabaya. jadwal landing ternyata tidak bisa sesuai schedule dikarenakan cuaca daerah kawasan udara bengkulu buruk dengan awan tebal dan percikan cahaya kilat memaksa pesawat harus mengitari awan tersebut. hal ini tentunya membuat Kk Nita yang baru pertama kali menaiki pesawat mendapat gangguan sakit pada telinga efek dari suara mesin pesawat dan ketinggian, begitu pula dengan Adi juga mengalamai hal yang serupa. gejala yang juga Aku alami ketika pertama kali naik pesawat..hahahahaha.
Waktu menunjukkan Pukul 19.30 ketika kaki kami menginjakkan kaki di tanah jawa tepatnya Bandara Soekarno Hatta Cengkareng-Jakarta. waktu transit ke surabaya tinggal 1 jam lagi. waktu kosong ini kami manfaatkan untuk mengisi perut yang kosong dan juga bertepatan dengan waktu jam makan malam. kebiasaan jelek dari maskapai ini ternyata terjadi lagi..yaitu Delay. untung nya hanya di delay 30 menit. waktu menunggu di bandara tidak terasa dengan aktifitas foto-foto, tidur-tiduran, dan men charge baterai hp agar tetap full.
Panggilan untuk para penumpang yang akan berangkat ke Surabaya akhirnya terdengar juga setelah beberapa panggilan-panggilan untuk keberangkatan daerah lain di indonesia. dengan penuh semangat kami segera bergegas untuk menikmati kursi depan. dengan jarak tempuh hampir 1,5 jam kamipun tiba di bandara Juanda surabaya. ini kali pertamanya aku dan 3 orang lainny menginjakkan kaki di Jawa Timur dan Surabaya. di area pengambilan barang-barang bagasi sudah terlihat spanduk-spanduk promo wisata Jawa Timur dan tentunya G. semeru salah satu nya. Tepat pukul 01.00 tanggal 13 Agustus 2013 dengan karil di punggung kami menanyakan transportasi Bus Damri yang ke terminal Surabaya. Namun petugas tersebut mengatakan bahwa Damri sudah tidak beroperasi lagi hingga pukul 03.00, mereka menyarankan sebaiknya menggunakan travel. setelah berembuk, dengan menimbang butuh nya istirahat dan masih ada beberapa sambung menyambung jenis transportasi, kami putuskan untuk menggunakan travel tersebut. kalau di hitung-hitung menggunakan Damri dengan ongkos perorang 50k, tidak ada ruginya menggunakan travel.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di terminal Malang karena jalanan yang lancar. aku menghabiskan waktu di jalan untuk mengobrol dengan driver nya agar si driver tidak mengantuk, sementara 3 anggota lainnya tertidur pulas di bangku belakang. aku juga tidak menyia-nyia kan mencari informasi di FB salah satunya KPGI yang sangat membantu dalam beberapa Pendakian ku semenjak berada di Jakarta. Terima Kasih Buat KPGI. Ternyata terminal di Malang pada waktu dini hari masih beraktifitas terlihat dari ramai nya para penumpang yang menantikan Bus-bus tujuan mereka. tidak luput pula terlihat beberapa rombongan orang-orang dengan celana lapangan pendek dan karil 80 l nya di punggung yaitu pendaki yang juga memiliki tujuan yang sama dengan kami. mungkin juga ada yang ke Arjuna atau Argopuro, Minim nya informasi yang kami dapat mengenai terminal di Malang ini buat kami sedikit kikuk dengan suasana kondisi juga berbeda, yang biasa nya kalo di terminal banyak para calo yang menanyakan tujuan dan menawarkan transportasi, disini kami tidak menemukannya. mungkin dikarenakan dini hari, atau mereka sudah terbiasa melihat para pendaki. setelah bertanya-tanya dan membaca kondisi terminal untuk keberangkatan ke Tumpang, kami pun bertemu dengan rombongan Pendaki lain dengan tujuan sama G. Semeru, akhirnya kami gabung transportasi ke Tumpang dengan ongkosnya kalau gak salah 10rb perorang. Ternyata perjalanan ke Pasar Tumpang lumayan jauh. dengan jalanan kosong saja menghabiskan waktu hampir 45 menit. Dari Pasar Tumpang tidak menunggu berapa lama akhirnya ada jeep yang menawarkan transportasi ke Ranu Pane. tapi pukul 04.00 tersebut mereka hanya membawa kami ke Base Camp. di sana kami Istirahat dan tertidur hingga pukul 06.00 kemudian dilanjutkan dengan Truk Sayur gabung dengan beberapa rombongan Pendaki Lain.
Lebih kurang 2 jam perjalanan dengan suguhan pemandangan yang luar biasa indah nya pada Kiri kanan dihiasi oleh bukit-bukit dan lembah serta pepohonan di lengkapi oleh biru nya langit di pagi itu di sapu oleh dinginya udara hingga membuat tubuh ku menggigil di iringi jalan yang meliuk-liuk dan hanya bisa dilalui oleh 1 mobil. suguhan alam yang sangat berbeda dari tempat-tempat yang pernah aku kunjungi bagaikan berada di dunia yang berbeda, Komplek Bromo benar-benar sangat indah luar biasa.tiada hentinya bibir dan hati ini memuji kekuasaan dan kebesaran Sang Pencipta Nya, melahirkan semangat-semangat baru untuk bersabar sampai saatnya menapakkan jejak kaki di Bromo, tentunya setelah pendakian Puncak Mahameru. dari sini sudah terlihat Semeru dengan gagah nya berdiri bagaikan penguasa alam yang dengan tiba-tiba bisa saja menumpahkan Larva nya. Mahameru, Tunggu Aku.
IMG-20140407-WA0035
Sesampai di Ranu Pane Kami segera mendaftarkan diri ke Posko Pendaftaran dengan menyerahkan kelengkapan administrasi dan membayar distribusi masuk serta penggunaan Tenda dan Kamera. terlihat ada ratusan pendaki yang juga ikut mendaftarkan diri nya, pendakian kami kali ini hampir bertepatan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus. petugas posko telah memberi peringatan untuk tidak ke puncak di malam 17 Agustus tersebut menghindari membludak nya pendaki ke Puncak. Sebelum pendakian dimulai, tidak lupa kami sarapan soto anget untuk mengisi perut yang kosong mengingat perjalanan yang jauh yang telah ditempuh dan yang akan ditempuh di area posko tersebut.
IMG-20140407-WA0412    IMG-20140407-WA0417
Sebelum Pendakian dimulai seperti biasa tradisi berdoa pun tidak lupa agar selalu dilindungi Oleh Tuhan dan tercapai nya keinginan dengan kondisi yang sehat dan selamat. perjalanan dimulai dengan jalanan yang sudah di aspal kira-kira 1km kemudian belok kearah kanan akan ditemui pintu gerbang selamat datang pendakian semeru. dari pintu gerbang jalan stapak dengan kebun warga sekitar menemani perjalanan kami yang sedikit naik turun namun tetap landai. sesampai di persimpangan kami ambil jalan kekiri dengan pavingblock namun jalurnya sedikit lebih kecil. dari sini jalur nya mulai menanjak, namun tetap landai dan tidak terlalu menguras tenaga. perjalanan santai pun harus tetap dijaga intensitasnya agar menghemat energi, mengingat masih jauh nya perjalanan. mungkin dari sekian banyak pendaki. team kami lah yang berjalan sangat pelan. sampai ada 4 team pendaki yang memotong kami. namun karena pola kami berhenti setelah 1 jam berjalan. bisa sampai 8 team kami lewati. prinsip kami alon-alon sin penting sampai. alon-alon sin penting energi tersimpan, alon-alon sing penting kami duluan yang sampai di ranu kumbolo.
Setelah Jauh Berjalan dan ± 4-5 jam berjalan kami pun sampai di Ranu Kumbolo, sebuah tempat yang sangat Luar biasa indah nya. tidak dapat di uraikan dengan kata-kata. sebuah mimpi yang selama ini aku simpan di hati dan di kepala di simpan dengan yakin akan menginjakkan kaki disini. sekarang semua itu tercapai. sekarang aku berada di Ranu Kumbolo. sekarang aku dapat menyentuh dinginya air Ranu Kumbolo, Sekarang aku dapat merasakan sentuhan udara Dingin nya Ranu Kumbolo, Sekarang aku dapat mendengarkan bisikkan dedaunan pepohonan di Ranu kombolo, dan rerumputan yang saling sahut menyahut. semua ini bagaikan mimpi. aku merasa masih brmimpi, karena ternyata Ranu Kombolo ini lebih indah ketika aku berada disini dari pada foto-foto yang sudah terlihat. aku merasa dari semua poto-poto yang kuliat. mereka belum menemukan titik puncak keindahan Ranu Kumbolo. Kepuasan yang tiada tara, kepuasan yang sangat luar biasa berada disini. tidak henti-henti nya hati bersyukur melihat sebuah karya Agung dari Sang Pencipta. kami terdiam hening duduk bersandarkan karil di punggung menatap indah nya Ranu Kumbolo tak dapat berkata-kata sejenak bersyukur beriring dengan pujian-pujian Kepada Penciptanya. Alhamdulilah wa Syukurillah.
IMG-20140407-WA0046 IMG-20140407-WA0329IMG-20140407-WA0343
Setelah Puas menatap dan menikmati keindahan Ranu Kumbolo, kami pun segera menggelarkan 2 Tenda dome dengan view Ranu Kumbolo dan background Tanjakan Cinta. Mumpung Belum Gelap aku pun segera mempersiapkan logistik untuk menu makan malam di temeni segelas teh angat. sehingga jika malam telah datang kami bisa benar-benar memanfaatkan waktu istirahat sepanjang malam di temani dengan tiupan udara dingin ranu kumbolo meskipun sudah di balut Oleh Sleeping Bag. tidak terasa waktu berlalu, akhirnya kami pun tertidur pulas hingga pagi menjelang.
Hangat nya Sleeping Bag yang membalut tubuh ku ini begitu nyaman berada didalam tenda seakan-akan seorang Raja yang tidak berkenan meninggalkan singgasana nya. Persiapan Sleeping Bag baru yang berbahan iner polar tidak sia-sia ku persiapkan dari jauh hari khusus untuk pendakian semeru ini, Sleeping bag lama ku sumbangkan kepada Adi. di antara kami berempat, aku yakin cuma aku yang benar-benar bisa menikmati tidur di dalam tenda ini dengan udara Ranu Kumbolo yang sangat mencekam. namun mata ini tidak berkompromi dengan tubuh ku. mata ini memaksa ku untuk menikmati Ranu Kumbolo dengan embun yang memenuhi tiap sudut Alam ini, ternyata Bg ijal dan Adi sudah tidak berada di Dalam tenda lagi. aku hanya bisa menyapa pagi dari pintu tenda denga masih terbalut sleeping Bag di tubuh sambil segera memasak air panas untuk beberapa cangkir teh angat yang akan menemani kami menikmati pagi di Ranu Kumbolo.
IMG-20140407-WA0302 IMG-20140407-WA0320
Setelah sarapan dan berkemas-kemas alias packing ulang, lebih kurang jam 10.00 kami mulai melanjutkan perjalanan disambut oleh Tanjakan Cinta. tanpa ada pemanasan akhirnya Pendakian baru terasa dimulai dari sini. karena Kk Nita jalannya pelan dan satu-satu nya wanita kami ledekin untuk tidak melihat ke bawah arah ranu kumbolo. karena berdasarkan mitos segala impian dan cita-cita tentang cinta akan tercapai jika tidak menoleh kebelakanng. namun karena gengsi kk nita nya tetap aja menoleh ke belakang, karena lelah dan view yang sangat luar biasa yang dapat kita saksikan dari Tanjakkan Cinta.dengan latar Ranu Kumbolo dan perbukittan yang meliuk-liuk dengan garis-garis sketsa karya tangan tuhan yang tiada tanding nya. setelah lelah menanjak di Tanjakkan cinta kita disuguhkan dengan hamparan savana yang luas di tumbuhi bunga khas Oro-Oro ombo yang mulai mengering dengan bukit berwarna rumput menering di kiri kanan dan jauh mata memandang terlihat puncak Mahameru dengan sembulan asap nya bagaikan jamur putih raksasa yang kemudian hilang lenyap bersama angin. jalur pendakian yang sangat luar biasa dengan suguhan alam nya yang exotis. meskipun terik matahari mulai menyengat kulit ku namun tiada terasa seakan di bius oleh keindahan. perlahan kami berjalan untuk menikmati keindahan ini, menikmati mimpi yang selama ini tersimpan di hati dan kemujian menjadi nyata seakan berada di alam mimpi dan tidak ingin terbangun dari tidur.
IMG-20140407-WA0262 IMG-20140407-WA0251 IMG-20140407-WA0094
Perjalanan hari ini terasa lebih berat dan lebih lama dari hari pertama dikarenakan jalur yang terbuka yang sedikit terlindungi oleh pepohonan cemara di karenakan telah habis musnah akibat efek kebakaran beberapa tahun yang lalu. naik turun melewati bukit dan lembah bak sebuah lagu dari film masa kanak-kanan Ninja hatori kami lalui dengan penuh semangat, perjuangan, dan motivasi-motivasi hati yang terus terlahir disaat mulai lenyap termakan waktu dan lelah. sebuah semangat yang tidak ada matinya demi mimpi dan tujuan. tidak mengenal dengan kata Menyerah, karena kata itu tidk pernah ada dalam kamus seorang pendaki karena tertelah oleh semangat-semangat baru. tidk sia-sia perjuangan dan kesabaran, tidak ada perjuangan dan kesabaran tanpa hasil yang sepadan kami disuguh kan oleh luas nya padang rumput kering setinggi mata kaki dengan background Puncak Mahameru yaitu Kali Mati.
IMG-20140407-WA0120 IMG-20140407-WA0205
IMG-20140407-WA0227IMG-20140407-WA0207
Kali mati merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi pendaki yang akan sumit malam nya, terlihat puluhan tenda di pinggiran hutan kalimati untuk menghindari sapuan angin Kali mati yang sangat dingin. kami memilih tempat mendirikan tenda tepat di bawah pohon sisi Jalur sumit puncak dan mata air, untuk menghemat tenaga dan bisa dibilang posisi strategis. setelah mendirikan tenda aku dan Adi segera mengisi persediaan air untuk minum dan makan. sementar Kk Nita dan Bg ijal beristirahat di Tenda menunggu kedatangan kami. perjalanan ke mata air ternyata lumayan jauh dan alam yang mencekam seakan berjalan di koridor kematian dengan udara yang sangat dingin mencekam menggapai tulang ku yang terbalut kulit dan daging yang tipis. setelah 15 menit berjalan tanpa ada jalur yang menanjak kami tiba di mata air yang dimaksud. mata air nya seakan mengair dari atas bukit dan keluar mencari celah berlobang di dinding-dinding itu. namun aneh nya mata air seperti tiu ada dupa dan sedikit bau kemenyan sehingga menambah suasana yang mencekam di sore itu.
Tidak berlama-lama di sana setelah mengisi persediaan air kami segera kembali ke tenda dan menikmati hangat nya pancaran sunset di kalimati sore itu. bagaikan dirumah yang sangat nyaman aku benar-benar menikmati kenyamanan dan keindahan yang hangat ini. sembari mentap Puncak Mahameru. sebuah Puncak yang akan kucoba untuk bersahabat dengan nya nanti malam dan berharap dia mengijinkan ku untuk menginjakkan kaki di Puncak Tahta nya Puncak Mahameru Puncak Para Dewa. setelah sedikit mengobrol dengan Adi di temani segelas teh hangat dan pancaran orange sang sunset sore itu, kesempatan ini juga kami gunakan untk membuat vidio kenang-kenangan kepada orang yang dicintai, sebagai pesan bahwa kami telah berada disini termotivasi salah satunya untu mereka. pembuatan vidio di kalimati bertujuan jika Puncak tidak tercapai. karena kita tidak tau apa yang akan dihadapi untuk mencapai puncak. kami segera menyiapkan makan malam dan mengisi perut kosong sebaik mungkin agar energi kembali tersedia untuk dikuras habis-habisan nanti malam. kami tidak banyak membuang-buang waktu segera tidur agar kondisi fit mencapai sumit dan berdoa agar cuaca malam itu bersahabat dengan kami sama seperti ketika kami menapakkan kaki di Puncak Kerinci, Atap tertinggi di Sumatera bahkan di Indonesia (di Luar Kawasan Pegunungan Wijaya). dengan kondisi tubuh yang lelah dan cuaca yang dingin tidak perlu berlama-lama untuk segera memejamkan mata dan menikmati kenyamanan Sleeping Bag ku hingga terjaga pukul 22.00 sesuai dengan alarm yang ku setting. aku segera memasak air hangat dan membuat segelas teh hangat untuk meghangatkan darah dan tubuh dan sedikit mengisi stock perut untuk pendakian panjang. kali ini semua perlengkapan kami tinggalkan di dalam tenda selain jatah yang harus ku bawa karil Kk nita dengan persedian Air,snack, roti-rotian dan baterai senter serta P3K.
Tepat pukul 23.00 sesuai dengan Schedule yang telah ku buat perjalanan Summit menggapai Puncak segera di mulai, tidak lupa tradisi berdoa agar di berikan kesalamatan dan kemudahan untuk mencapai puncak. Doa yang di pimpin dengan Adi terdengar suara yang menggigil menahan dingin nya udara kali mati malam itu di bumbui dengan sapuan angin yang kencang "ALfatihah"......."Selesai". kami mulai berjalan dengan senter ditangan dan kepala dengan baju dan jaket yang berlapis-lapis, tak lupa menggunakan sepatu aman untuk menghindari cedera kaki. ofcourse First Safety.
kami mengikuti para pendaki yang sudah lebih dulu memulai perjalanan sebagai penunjuk arah kami untuk menuju Arcopodo, Style mendaki kami tetap sama yaitu dengan langkah pendek dan irama yang tetap. namun malam ini kondisi dan situasi nya sangat berbeda. dengan jalur kecil hanya bisa dilalui oleh 1 manusia membuat pendakian menjadi antrian yang panjang tanpa terputus. keadan ini merusak skema pendakian kami, rusak nya skema pendakian juga dapat merusak pola langkah, nafas, dan energi menjadi tidak teratur serta debu yang bertebaran. hal ini membuat Kk Nita sepertinya sulit menemukan ritme permainan nya hingga membuat dya cepat kelelahan dan menyebabkan sering berhenti bahkan mual. namun menurut kami ini hanya sebuah adaptasi cuaca dan ketinggian. cuaca malam ini tidak seperti yang kami harapkan dan kurang bersahabat dengan kami bahkan semua pendaki disini. dari Arcopodo terlihat sebuah garis putih yang lurus terus mengarah ke atas Puncak Mahameru. terlihat cahaya senter-senter para pendaki yang lebih dulu telah antri summit Puncak untuk mengejar sunrise. dari Arcopodo jalur lurus ke atas seperti sebuah koridor tanpa ada penghalang 1 pun pohon membuat angin badai di Semeru terasa sangat kencang menampar-nampar tubuh ku yang kecil ini. setelah beberapa jam berjalan dari Kalimati Point sampailah pada jalur pasir batu gunung seperti batu split untuk pengecoran bangunan menemani perjalanan hingga puncak. ternyata mitos yang selama ini ku dengar memank benar adanya. 3 langkah ke atas, 2 langkah turunan. perjalanan menanjak seperti ini sangat sangat sangat menguras energi, didukung dengan area terbuka dan badai di malam itu. namun aku tidak boleh larut dalam permainan mitos Gunung ini, Aku segera berpikir sekaligus melakukan observasi langsung agar 3 langkah kita tidak menjadi sia-sia. sebuah perjalanan yang sangat berat dengan jalur seperti ni di temani sapuan badai yang sangat dingin pada waktu dini hari dengan suhu udara yang jua dingin memaksa kami untuk berhenti hampir tiap 10 langkah. sekaligus untuk menjaga jarak team kami agar tetap bersama dan tidak berpisah. berjalan langkah demi langkah, waktu demi waktu dengan medan yang luar biasa, disertai badai gunung dapat menghancur luluh lantah kan mental-mental pendaki seperti ku. mental yang benar-benar di uji, tekad yang benar-benar di tempa oleh alam. berkali-kali aku mencoba untuk membakar semangat, membakar motivasi, berjuang menembus rintangan dan tantangan yang terberat yang pernah kulalui selama pendakian, maka berkali-kali pula lah alam meluluh lantahkan, menerjang, menyapu semangat, tekad dan perjuangan ku, Sebuah ujian yang sangat luar biasa. sebuah ujian yang mengundang satu kata yaitu Menyerah dan mengakui keganasan alam dan tidak dapat bersahabat dengan nya. beribu-ribu kali ku pacu kembali semangat baru dengan berbagai macam motivasi untuk melahirkan mental yang harus sangat kuat melampaui berat nya perjuangan di malam ini. hampir 3-4 jam terus memacu dan berpacu dengan keganasan yang disajikan alam malam ini mencoba ikhlas dan mencari sebuah makna sampai kami harus benar-benar terhenti untuk beristirahat sedikit lama dibalik dinding batu sedikti berbentuk ceruk. alis yang sudah basah oleh sapuan udara yang berair, jaket yang telah basah, celana yang telah basah menambah cekam nya dingin malam ini. di tambah dengan mulai terlihat pendaki yangsegera meluncur turun dengan teman nya yang terkena hypotermia. ada pendaki yang turun dengan pikiran yang lebih rasional, bahwa tidak mungkin untuk melanjutkan pendakian dengan badai seperti ini. dan mungkin berpikir untuk tidak membahayakan nyawa hanya untuk menggapai puncak. dan mungkin mereka juga sedang dalam kondisi yang kurang sehat. hanya mereka sendiri lah yang tau keadaan tubuh nya untuk mengambil keputusan melanjutkan summit ke puncak atau turun kembali ke kalimati.
IMG-20140407-WA0198 IMG-20140407-WA0196
Fenomena turun ny beberapa rombongan pendaki membuat mental ku tersayat-sayat dan menggoyahkan pondirian yang telah ku pupuk telah kujaga kekuatannya untuk sampai disini. Lelah nya tubuh dan dinginnya udara membuat ku tertidur tanpa ada pelindung dan alas, hanya bermodalkan pasir kerikil dan sebagai alas dan dinding pelindung dari terpaan badai. sebenarnya tidur di tempat dan cuaca badai seperti ini, karena beresiko terkena hypotermia dikarenakan dalam keadaan tidur tubuh kita diam tidak bergerak. tidak mengeluarkan energi, tidak adanya pembakaran dalam tubuh. di tambah dengan sapuan badai ketubuh dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Namun letih nya tubuh membuat saraf otak ku tidak bekerja untuk menahan ngantuk dan pasrah dalam ketenangan tidur. Target mencapai Puncak ketika Sunrise sepertinya tidak akan tercapai dengan kondisi cuaca yang se-extreme ini. namun perjalanan jauh dari Pekanbaru-Mahameru membuat kami untuk tetap melanjutkan perjalanan ke puncak. 1 kesempatan ini tidak akan tahu kapan lagi dapat terulang kembali karena masih ada G. Rinjani yang menunggu kedatangan ku. kami tidak ingin menyia-nyiakan perjalanan mimpi yang telah kami genggam sejak lama hanya dikarenakan badai ini. sebuah pernyatan egois terhadap diri sendiri dan sebuah ke angkuhan terhadap alam. Namun hal ini dapat memotivasi dan membakar semangat, mental, tekad yang baru. aku berpikir tidak ada sebuah pendakian yang lancar dan mulus dalam menggapai puncak. begitu pula lah kehidupan, Pendakian merupakan sebuah Miniatur kehidupan, aku berpikir jika gagal dan menyerah sampai disini, maka aku akan gagal dalam menjalani dan menghadpai rintangan kehidupan. Kehidupan adalah sebuah Pendakian yang sebenarnya. Puncak Harus aku capai dalm kondisi dan cuaca apapun. kalimat ini kutanamkan didalam hati, dan pikiran. setelah hampir 1 jam beristirahat kami kembali melanjutkan perjalanan ke puncak meskipun dengan tertatih-tatih dan langkah yang gontai.
di Ufuk Timur, Matahari mulai mengintip dengan warna kuningnya membiasi seluruh alam dan ruang, menerpa tubuh yang dingin memberikan sedikit kehangatan melahirkan amunisi semangat baru, meskipun misi puncak dengan sunrise tidak tercapai, namun dari tempat kami berdiri sekarang sudah mempelihat kemegahan dan keindahan sunrise yang perlahan-lahan bangkit dari samudra awan nan putih yang membentang begitu luas tiada batas yang hanya mampu di tembus oleh kerucut kerucut puncak gunung diseberang. keindahan yang dinantikan oleh semua pendaki, salah satu moment yang dinantikan dan menjadi target dalam sebuah pendakian. saat ini waktu telah menunjukkan pukul 07.00. namun puncak belum jua terlihat. setelah hampir 5-6 jam berjalan, membuat tenaga dan energi benar-benar terkuras, sisa-sisa energi yang dicoba untuk didaur ulang kembali, dibakar, dan di gunakan untuk 1,2,3 langkah berikutnya. kami melihat dan mengamati dititik ini sepertinya Kk Nita sudah tidak mungkin untuk melanjutkan perjalanan, dikarenakan adanya batas jam kepuncak max pukul 09.00. hanya tinggal 1.5 jam perjalanan lagi kesempatan untuk menggapai puncak. kami harus lebih berpikir rasional dan memikirkan keselamatan. terutama Kk Nita merupakan satu-satunya wanita dalam team ini. kondisi tubuh yang juga sudah benar-benar drop. hanya tersisa semangat dan tekad untuk dapat membawa tubh nya bahkan meskipun harus terseok-seok menggapai puncak. namun, kesalamatan adalah prioritas utama. kami bertiga terpaksa harus menahan kk nita berada di titik ini yang saya perkirakan telah berada di titik ketinggian 3.400 Mdpl. di sini dya juga bisa menikmati pemandangan yang luar biasa dan menikmati hangat nya sinar mentari. dari sini kami juga melihat bahwasanya Puncak di tutupi oleh kabut dan tidak tetembus matahari, dari beberapa pendaki yang sudah kembali dari puncak menyatakan kalo di puncak masih badai, tidak terlihat matahari, hanya dataran dengan tiupan angin yang kencang. namun tujuan kami tetap satu yaitu menginjakkan kaki di Puncak mahameru. kami sedikit memaksakan kaki ini untuk berjalan lebih lama dan menghindari istirahat yang lama. dari sini sisa-sisa tenaga semangat benar-benar kami paksakan dan terus memaksakan sembari berdoa di beri kekuatan oleh tuhan. kami tidak boleh mengistirahatkan kaki ini agar tercapai sebelum jam 09.00. demi mimpi selama ini sebuah pendakian terdahsyat yang saya lalui dengan kondisi cuaca badai luar biasa tertatih--tatih tergontai-gontai kaki dan tubuh seakan jatuh, tumbang seketika. disaat puncak semangat, tekad dan kesabaran tidak tersisa lagi, di saat itu pula lah terpampang hamparan dataran yang luas dengan kabut dan terlihat bendera merah putih berkibar dengan gagah nya. kami akhirnya menapakkan kaki di Puncak Para dewa ini dengan perjalanan dan perjuangan yang sangat panjang, sebuah Puncak impian dengan rintangan membuat pendakian ini sangat berarti dan berharga. tiada berhenti syukur kepada tuhan bertasbih, dan bersalawat kepada nabi tak terasa air mata ini menetes membasahi pipi ku. bersyukur atas keselamatan dan kesehatan yang diberikan dan kekuatan menghadapai rintangan yang ada demi menggapai puncak Mahameru 3.676 Mdpl. tiada kata yang dapat keluar dari bibir ini untuk mengatakan sesuatu. kami bertiga hanya terdiam dan membisu meresapi semua perjuangan ini. tidak lupa dengan salah satu misi vidio ungkapan syang ku kepada dia. pembuktian persembahan bahwa aku masih mencintainya, pembuktian bahwa tidak ada nama lain di hati selain nama nya ketika itu. (Ketika Pendakian itu loh, kalo sekarang ya biasa aja. Harus Move On).
IMG-20140407-WA0141 IMG-20140407-WA0149 IMG-20140407-WA0142
 IMG-20140407-WA0136 IMG-20140407-WA0164

No comments:

Post a Comment

Info Terupdate

Name

First

Last
Email
Website
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image] [What's This?]
Powered byEMF Online Form Builders
Report Abuse