Tuesday, June 17, 2014

Gunung Guntur 06–08 Juni 2014 “Si Kecil Cabe Rawit”


 Setelah H-1 beberapa orang akhirnya mengundurkan diri untuk ikut serta dalam pendakian Gunung Guntur yang tadi nya di pelopori oleh Mirna dan pengikut setia nya Kiki serta Jabar berhasil mengumpulkan masa dari komunitas backstrip untuk ikut dalam pendakian kali ini dengan total 11 orang di antara nya Mirna, Kiki, Jabar, Stu, Firman, Ibeth (Pendakian pertama), Aripin, Johan, dan sikembar Santan (Sania Tania) berkumpul di meeting point yang telah disepakati yaitu Kp. Rambutan dan bergerak menuju Kota Garut.



Lebih kurang sekitar jam 03.00 WIB kami tiba di SPBU alun-alun tarogong dan beristirahat sejenak hingga fajar menyingsing sembari menunggu transportasi menuju titik awal jalur pendakian Guntur, berdasarkan info yang didapat dari Om Google dan beberapa teman yang sudah pernah menapakkan kaki nya di G. Guntur kami harus menaiki truk penambang pasir “Ilegal” dengan bayaran se ikhlas nya. ini kali kedua aku menggunakan transportasi penambang pasir untuk melakukan pendakian. bagi ku tansportasi seperti ini menambah bumbu-bumbu seru nya sebuah perjalanan yang layak untuk di ceritakan kepada anak cucu kelak (Kalo sempat punya anak juga sih).


sesampainya di titik terakhir truk penambang mengantarkan kami maka tantangan awal dari gunung Guntur langsung di sajikan, yaitu rempong nya para ladies turun dari truck terutama mirna yang notabene nya badan yang paling kecil, terbang juga bisa tanpa harus menuruni truck Senyum, berawal dari jalur berpasir dengan dinding-dinding batu keropos yang dijadikan sebagai sumber mata pencaharian penambang warga sekitar dan mengikuti jalur sungai yang menuju Curug Citiis, sedikit melipir kekiri dan meninggalkan suara riak arus sungai berganti dengan suara desau angin dan jilatan terik matahari pagi yang ketika itu sangat cerah tanpa di tutupi awan putih kami berjalan dibawah selimut langitan biru, dari sini sudah terlihat bagaimana medan yang akan kami tempuh hingga puncak, hanya padang ilalang kering tanpa ada pepohonan membuat perjlanan terasa sangat melelahkan karena tubuh membutuhkan banyak cairan untuk menetralisir panas yang menerpa tubuh, dengan jalur pasir berkirikil tanpa ada pijakan seperti anak tangga, tanpa ada pegangan namun kami harus terus berjalan mngayunkan langkah perlahan-lahan hingga menggapai puncak. sudah terlihat puncak 1 Gunung Guntur dari kejauhan membuat bersemangat karena sepertnya melakukan pendakian gunung Guntur tidak memerlukan waktu yang lama.
Namun setelah Hampir 2 jam berjalan dengan panas yang luar biasa tanpa ada tempat berteduh  hingga membuat seluruh tubuh dan baju ku basah kuyup oleh keringat, Puncak Guntur tetap terlihat dari kejauhan dengan Gagah dan indah nya, sejenak ku beristirahat sembari menunggu yang lainn nya di bawah 1 Pohon besar yang cukup menyejukkan dengan tiupan angin nya membuat ku larut dalam kenyamanan itu hingga tertidur hampir 1 jam sampai akhirnya semua nya kembali berkumpul.

Setelah puas beristirahat dan mencharger stamina dengan Apel Penyambung nyawa yang dibawa kiki, kami kembali melanjutkan pendaian, kali ini terasa track nya semakin menanjak dengan pasir dan kerikil batu gunung yang juga semakin banyak menambah tingkat kesulitan pendakian G. Guntur, dengan perlahan ku terus melangkahkan kaki menatap kebawah menghindari melihat puncak agar perjalanan tidak terasa lama, karena dengan terlihat nya puncak namun tak kunjung tiba dapat menghancurkan mental dalam pendakian gunung ini.
saat ini, hanya satu yang ada dalam pikiran ku, mencapai target mendapatkan bonus pendakian, yaitu Pohon untuk dijadikan tempat peristirahatan berteduh dari panas nya terik matahari yang sudah di atas kepala. berbeda dengan gunung biasanya, bonus adalah jalan datar untuk kali ini bagi ku bonus adalah pepohonan yang dapat melindungi dari terik nya matahari. pendakian yang lumayan menyiksa mental  dengan jalur yang terus menanjak dan semakin curam dan medan yang semakin lama semakin licin karena kerikil gunung nya membuat gunung Guntur ku nobatkan menjadi salah satu gunung tersulit sejajar dengan gunung Kerinci dan Gunung Semeru (Gunung yang sudah Ku Kunjungi).
Setelah sabar berjalan lebih kurang jam 14.00 WIB akhirnya terlihat Batu besar yang menandakan puncak bayangan Gunung Guntur, dari sini terlihat hamparan padang savana berwarna pink ke unguan melambai-lambai bersahut-sahutan dengan keindahan nya menyambut kedatangan para pendaki yang masih menyisakan semangat dan harapan demi meraih Puncak dan keindahan.

Akhirnya setelah hasil keputusan bersama tendapun didirikan di pinggiran bibir kawah Guntur yang sudah dipenuhi oleh hijau nya rumput dan lumut, namun masih terlihat sedikit asap mengepul dengan hawa yang panas mendakan gunung tersebut masih di aliri Larva panas yang suatu saat bisa dengan tiba-tiba bangun dari tidur panjang nya.

Mengharapkan View kota Garut dimalam hari dengan ribuan titik – titik cahaya lampu serta diselimuti oleh indahnya cahaya rembulan dan kerlap kerlip cahaya bintang yang beertaburan di langit malam guntur malam itu membuat ku dan mirna mengambil keputusan untuk tidur diluar tenda menikmati pesona malam itu yang kemudian di susul oleh Firman dengan alasan panas didalam tenda sehingga menyebabkan tidak berguna nya sleeping bag sebagaimana mestinya.

Lebih kurang jam 04.00 hanya 7 orang aku, jabar, aripin, mirna, stu dan Santan mulai mempersiapkan diri untuk segera summit puncak 1 di temani tiupan angin yang kencang dan bintang-bintang kembali menuruni lembah dan kembali menanjak dengan medan yang sama berpasir kerikil gunung tanpa ada pijakan anak tangga, namun jarak yang tidak begitu jauh tidak begitu menguras tenaga, hanya 1 jam lebih kami pun tiba di puncak 1 menunggu Sunrise dari Ufuk Timur mengintip dari balik gunung dengan jingga nya mulai menerangi ruang-ruang seluruh bumi ini memberi kehangatan.







View yang luar biasa ku dapatkan dari tempat ini, terlihat Gunung Cikurai, Slamet, Ciremai, Papandayan dan lautan Savana Pink yang sangat indah luar biasa, Gunung yang tidak begitu tinggi tapi memiliki karakter tersendiri dengan pesona nya, Suatu saat ku akan kembali kesini menikmati indahnya savana dan menikmati panas nya medan berpasir. “Thanks Guntur telah memberi warna yang berbeda dari tiap perjalanan ku dan Team  Tania, Sania, Mirna, Kiki,  johan, Aripin, Jabar, Stu, Firman, ibeth.


No comments:

Post a Comment

Info Terupdate

Name

First

Last
Email
Website
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image] [What's This?]
Powered byEMF Online Form Builders
Report Abuse